Jodoh adalah rahasia Allah Swt. Tidak ada seorangpun yang tahu dengan siapa ia berjodoh.
Namun kemudian Allah Subhanahuwataala mendekatkan jodoh itu sesuai dengan kepribadiannya.
Setiap orang menginginkan jodoh yang terbaik untuk dirinya. Namun lupa betapa jodoh itu adalah cerminan dirinya sendiri.
Jika menginginkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri kita sendiri.
Apabila mendapatkan seorang suami atau istri yang tidak baik bisa jadi itu adalah sebuah cerminan diri.
Dimana ada kepribadian yang sama, tidak baik dimata orang lain, entah mengapa satu sama lain saling mengaguminya.
Nah inilah masalahnya mengapa kemudian setelah menikah terjadi perceraian.
Ingatlah jodoh dijadikan sebagai penyempurna agama. Itu artinya memiliki jodoh hanya untuk meningkatkan ubudiyah.
Tujuan awal mestilah tetap untuk meningkatkan ubudiyah kepada Allah Swt. Kalaupun kemudian ditakdirkan untuk bercerai itu semata-mata kebaikan dari Allah Swt.
Seperti halnya 2 utusan Allah Swt, Nabi Nuh As dan Nabi Luth As. Allah Swt berikan Istri yang berkhianat pada keduanya. Semata-mata hanya untuk menguji ketulusan ibadahnya supaya tetap mengingat Allah Swt.
Tidak ada yang salah dengan jodoh yang telah Allah Swt tentukan. Namun kitalah yang salah menyikapinya.
Jika kita baik. Maka setiap apapun yang terjadi dalam menjalani bahtera rumah tangga menjadi Ibadah. Meski dengan dikhianati sekalipun.
Marilah persiapkan kepribadian kita menjadi lebih baik agar memiliki jodoh yang baik pula.
0 Comments