Saya Enjoy Jomblo Bukan Karena Sekedar Agama Melarang Saya (Refleksi Opini 2 Pilihan)


Berbicara mengenai cinta berarti kita berbicara tentang pahit, manis, asam, asinnya kehidupan. Jika kita memang punya nyali untuk mengungkapkan dan siap menanggung resikonya maka kejar yang namanya cinta.

Dengan kebiasaan, tingkah laku, dan hal sekecil apapun yang disaat bersama si do’i itu seakan terbatas. Tidak berlebihan, karena sebenarnya pria atau wanita kebanyakan ingin dianggap sebagai orang baik dan menarik dimata si doi.

Tapi, bagi orang yang lebih senang hidup dengan canda tawa yang lepas bersama teman dan menikmati keindahan dengan teman, mendingan pikir-pikir lagi dech untuk berpacaran.

So, “jadi homo dong…!!!”. “kalau ada yang mengejek dan menganggap tidak laku". Belaga tuli aja dech lo, kayanya itu obat yang mujarab buat nyekokin suara yang g’ penting.

Disini kita akan memilih dua kriteria yang akan menghinggapi kehidupan kita. Bagi yang ngebet ingin memilih do’i sebagai teman dihari-harinya, maka pilih kriteria Pertama, yaitu memilih untuk berpacaran dengan resiko segudang. Ya, resiko segudang.

Mungkin ini terlalu mengada-ada atau terlalu berlebihan, tapi coba lo sadar dengan keadaan yang lo rasakan saat lo negejalin hubungan bersama si doi, lo pasti ngerasa nggak enak saat lo ngobrol ma cewe lain atau lo jalan ma cewe lain atau sebagainya. Bandingkan dengan di saat lo masih bebas alias jomblo gitu dech, lo bisa jalan dengan siapapun tanpa ada yang ngerasa diawasi. Resiko segudang ini artinya kita seolah tidak sadar bahwa kita terkekang oleh keadaan.

Padahal kalau kita melihat dengan mata terbuka lebar, yang terjadi malah sebaliknya, ilustrasinya seperti ini: kebiasaan yang harusnya kita lakukan itu yang membuat prilaku kita seakan terbatas, yang nggak percaya coba aja dech.

Eith… ini Cuma pendapat gue loch, bukan ngelarang untuk berpacaran.

Dan bagi orang yang lebih enjoy ngisi hidupnya bersama teman jadilah seperti temanku yang aku ceritain di atas. Pasalnya, walaupun kelihatan sebagai Jombloers Sejati, tapi kita sedikit mempraktekan pacaran ala Islami, yang nikah tanpa pacaran.

Bukankah itu baik kata Ustadz?. Bukankah kita percaya bahwa jodoh itu di tangan tuhan?.

Tetapi, bukan berarti kita tidak berusaha untuk mengejar yang namanya cinta tapi kita lebih menjaga dari yang namanya maksiat dan sakit hati, toh, orang yang berpacaran pun belum tentu ia jodoh meskipun awalnya ia berjanji untuk sehidup semati.

Pada hakikatnya manusia diciptakan sang kholik itu sama. punya perasaan cinta, benci, senang, marah, gelisah, ragu, dan perasaan lainnya. Hal ini tidak akan lepas dari kehidupan kita sebagai manusia, Tinggal kita yang memilih mana yang lebih memberi inspirasi hidup diantara keduanya. Apakah do’i or teman….???.

Jomblo Itu Pilihan

Seringakali orang salah mengartikan terhadap makna jomblo, ada yang bilang Nggak laku lah, Muka pas-pasan lah, dan lain sebagainya. Padahal, kita sering bertemu dengan wajah yang pas-pasan tapi do’inya cantik mirip Luna Maya, kemudian ada juga orang ganteng tapi ia bertahun-tahun hidup menjomblo.

“Cewenya aja kali yang CiMot or buta….
Iya, biasanya sang Hawa tuh suka milih-milih gitu, pokoknya yang tajir or yang bermotor pasti lo laku walaupun muka lo pas-pasan”.

Eith… nggak boleh gitu dong, masa kita yang suudhon ma sang Hawa.

Tapi, nggak gitu juga kali. coba aja lo jadi lebih sedikit pemberani dan rela berkorban untuknya, agar hatinya tersentuh dan luluh oleh perjuangan yang kita lakukan. Pasti yang lo perjuangin akan menyayangi lo jika lo berhasil menyentuh hatinya… sang Hawa kan diciptakan dari tulang rusuk kita, ya tentunya kepribadian yang kita rasakan tidak jauh berbeda dengan yang ia rasakan, tinggal kita yang mesti pintar-pintar untuk memahat ketajaman perjuangan dan pengorbanan kita terhadapnya. Sebab Andrea Hirata juga menegaskan bahwa “cinta ibarat reaksi kimia, keanehan dapat terjadi”.

Buktinya saja seorang Cinderella yang miskin kumuh bisa dicintai oleh pangeran yang kaya raya nan terhormat, atau sekadar seorang penjaga toko kelontong bobrok yang bisa menaklukan cewe tajir.

Ini menandakan bahwa tuhan telah memberikan karunia dan rahasia di dalam hati manusia untuk dirinya sendiri. Makanya ada pepatah yang mengatakan bahwa jodoh ada di tangan tuhan.

Sebab tidak sedikit orang yang mengatakan cinta malah ia sebaliknya, atau lebih mengerikan ia ingin sesuatu dari apa yang kita punya, bukankah ini sadis ?, artinya tidak semua yang kita anggap cocok dengan kepribadian kita itu adalah jodoh kita, karena kita tidak tahu apa yang terbesit di dalam hatinya.   

Patutnya kita tidak boleh memandang seorang wanita sebelah mata, memandang yang menjurus sepertinya kita iri pada mereka-mereka yang mempunyai do’i yang cakep, yang cantik mirip Luna Maya. “Lo kenapa aku bilang hal itu sebagian dari sifat iri”. Ya iya lah, sebab kita tidak tahu sifat mereka yang sebenarnya, kebanyakan kita yang selalu memandang dari kejauhan dengan keegoan yang kita miliki lantas kita menilai dari satu sisi yang jelas-jelas ini tidak baik.

Mungkin kamu pernah dengar bahwa yang namanya manusia itu bagaikan sebuah kotak. Ya sebuah kotak yang mempunyai beberapa sisi. Ada sisi kanan, sisi kiri, bawah, atas kemudian ruangan kotak itu sendiri. Mungkin kita menilai hanya bagian sisi kirinya saja, atau mungkin kita menilai dari sisi kanannya saja. Karena kita tidak bisa menilai dari dua sisi yang berbeda, atau Lo belum liat pasti isinya itu apa, kalau kita tidak memasukinya.

Coba aja Lo lihat sebuah gedung atau bangunan dari kejauhan, maka gedung itu seakan indah dan sangat rapi, tapi di saat kita memasuki gedung itu, tidak sedikit gedung yang kotor akibat sampah atau kotoran debu yang tidak dipelihara. Begitu juga dengan manusia yang selama ini kita lihat. dari kejauhan kelihatan seperti primadona, namun malah sebaliknya.

So, yang merasa jomblo jangan khawatir karena ini adalah kehidupan. Kadang hidup seakan jungkir balik sebuah fakta, kadang juga tipu daya sebuah opini. Kitalah yang menentukan kemana arah tujuan hidup yang akan kita tempuh.

Setidaknya jadi jomblo berarti kita telah mengamalkan salah satu ajaran Islam. 

Post a Comment

0 Comments