Materi bukanlah Kebahagiaan Hakiki


Hore, Akhirnya Naik kelas !!

Puncak dan perjalanan yang sudah kamu capai sampai kamu berada dipuncak keteguhan dan pencapaian.

Belenggu yang mengikat dan menentang setiap langkah telah dilewati dengan penuh kesabaran, keyakinan keteguhan, keihklasan, serta pengabdian. Segala cobaan telah dilewati, saatnya untuk mencicipi kebahagiaan yang kamu inginkan.

Kebahagiaan berarti pemberian atas usaha yng dilakukan, bukan berarti diidentikkan dengan harta yang melimpah, atau memiliki perusahaan besar. Tentu saja setiap manusia menginginkan kesuksesan itu. Pertanyaannnya adalah, apakah nilai kesuksesan diukur dari segi materi saja.

Materi yang kita miliki saat ini sifatnya sementara, sama halnya dengan keberadaan kita. Kita ibarat hidup tapi mati, mati untuk bangkit kembali, nah dari kematian itulah hidup yang sebenarnya.    

Perjalanan yang telah kamu capai hari ini, dengan menanggalkan semua kekuatan akal dan hati. Mengemudikannya ke jalan yang diridhoi. Melewati Keikhlasan, istoqomah, kesabaran, adalah bagian dari kesuksesanmu.

Kamu telah sukses hari ini, hatimu kaya akan cahaya nurani, hidupmu akan damai dalam kesederhanaan, tenang dalam keramaian.


Tidak ada yang patut disesali tak ada yang bisa kita miliki. Karena semua sifatnya pemberian, jika tidak diberikan. Yakinlah bahwa tuhan telah menggantinya untuk kehidupan yang kekal abadi.

Saya baru saja teringat tentang seorang pengusaha kaya raya, yang tak bisa tidur nyenyak akibat kesibukannya. Disaat ia pulang dari kantor, Tiba-tiba  ia terkejut melihat seorang ibu memeluk anaknya tidur di pinggir jalan. Setelah berada dirumah, ia bergegas ke kamar, menghilangkan rasa kantuknya, lagi-lagi tak bisa tidur. Pikirannya melayang-layang menghitung jumlah omset minggu ini, mengontrol perusahaan, mengawasi karyawan, dan lain sebagainya. Nuraninya berkata: ternyata kekayaan  tidak membuat tidur nyenyak.

Hakikat bahagia itu tidak dibatasi dengan seberapa banyak harta yang dimiliki, seberapa hektar akte tanah yang dimiliki, seberapa banyak pula istri. Toh, jika semuanya justru membuat bathin merasa terbebabi.

Bahagia yang hakiki sebenarnya adalah kekayaan hati, ia akan abadi. Tak lekang oleh usia dan waktu, jika pun mati, ia akan selalu menemani.

Kemanapun dan dimanapun ia akan menuntun jalan ini tanpa dibatasi. Ia yang mengendalikan. Ia akan menyadarkan betapa hidup tak ubahnya seperti hamparan pasir di gurun, terbang kesana kemari, berhamburan seraya menikmati hidup ini dan pasrah terbawa angin. Sebab kita adalah hamba, bukan siapa-siapa. Adapun hamba, berarti ada tuannya, ada yang dipertuan. Seharusnya, apa yang telah menjadi perintah laksanakan, tanpa harus berpikir lama, dan bertanya lagi. Biarkan jiwa ini sebagai hamba yang melayani, pasrahkan keadaan tanpa harus minta belas kasih.  

Ingat bahwa kesuksesan itu tidak bisa diukur dari materi, justru haruslah bersyukur dengan keadaan hati yang dimiliki hari ini, adalah kesuksesan untuk menjemput surga yang telah menunggumu di hari nanti. Ia tersenyum degan keadaanmu sekarang.

Hanya hati yang penuh dengan  kedamaianlah yang mampu mengucapkan salam pada pintu surga. Yaitu damai dengan penuh cahaya keikhlasan, kesabaran, keteguhan, keyakinan hati.

Melewati hari dengan banyak ujian dan terpaan. Berarti kamu telah menempatkan dirimu ditempat yang lebih tinggi. Agar semuanya menuntut jalan-jalan ini, dan membersihkannya untuk kita lewati ke jalan sumber utamanya: taqwa.

Kamu naik kelas hari ini. Selamat!  

Post a Comment

0 Comments