Daun Papakuan (Pleocnemia Irregularis) yang Bisa Diolah Jadi Masakan Desa


Masyarakat kampung biasa menyebut tanaman ini daun papakuan yang banyak ditemukan dibelakang rumah atau di kebun dekat rumah.

Tanaman ini termasuk pada golongan tanaman Tektariaceae (Pakis) dengan bahasa Ilmiah Pleocnemia Irregularis adalah tanaman liar yang telah banyak diusahakan sebagai konsumsi pada zaman dahulu, bisa diolah baik sebagai sayuran maupun pepes.


Jika orang kampung semasa kecilnya hidup tahun 94 pasti sudah merasakan lezatnya tumis papakuan maupun pepes papakuan.

Entah dari mana asal penggunaan tanaman ini sebagai tanaman yang bisa dikonsumsi oleh zaman dulu, yang jelas di daerah kampung asal tempat saya lahir yaitu tepatnya di kabupaten Lebak, Banten. tanaman ini menjadi tanaman alternatif pelengkap menu makan.


Eith.. tunggu dulu manteman. Tidak semua daun papakuan bisa diolah menjadi makanan ya. Yang bisa diolah hanya daun mudanya saja.

Nah, setelah cek n ricek ternyata daun papakuan atau pakis golongan ini termasuk golongan tanaman pakis yang bisa dikonsumsi di Asia Tenggara.

Setidaknya ada 4 Jenis pakis yang paling umum dikonsumsi sebagai sayuran di wilayah Asia Tenggara ialah

1. Green Fern atau Diplazium esculentum (Retz.) Swartz

2. Redd Fern atau Stenochlaena palustris (Burm. f.) Bedd

3. Marsilea crenata, Nephrolepis hirsutula (G. Forst.) C. Presl

4. dan terakhir Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum


Untuk Jenis yang terakhir merupakan jenis yang paling mudah ditemui di alam dan memiliki wilayah penyebaran yang luas. (de Winter and Amoroso, 2003).


Tetapi, pakis sayur sebagai bahan konsumsi juga patut menjadi perhatian.

Menurut Fuzy Novasari dalam Karya Ilmiahnya yang berjudul "Karakterisasi dan Analisis Kandungan Nitrat Tanaman Pakis Sayur" menyatakan bahwa: Sejumlah sayuran mengakumulasi nitrat pada level yang tinggi pada bagian tertentu dari jaringan tanaman. Menurut laporan Vermer et al. (1998). Melalui aliran darah, nitrat bereaksi dengan hemoglobin untuk membentuk methehemoglobin yang menyebabkan transport oksigen terhambat.

Methehemoglobinemia menjadi resiko kesehatan yang besar.

Lebih lanjutnya lagi, secara teoritis terdapat kaitan antara cahaya dengan kandungan nitrat tanaman (Sirait, 2006) yaitu terdapat kecenderungan peningkatan kandungan nitrat pada tanaman seiring peningkatan taraf naungan (Van Eysinga, 1984). Karenanya perlu diwaspadai adanya kemungkinan terjadinya akumulasi nitrat dengan kadar yang tinggi pada jaringan tanaman pakis sayur yang biasa tumbuh pada kondisi naungan berat. 

Mungkin, orang kampung seperti saya ini jangan terlalu sering mengkonsumsinya kali ya.. dikhawatirkan malah menjadi sumber penyakit. 

Post a Comment

0 Comments